Merantau ke Jepang (Part1)

Senin, 24 September 2018

Belajar Memahami Pekerjaan

Assalamualaikum..


Akhirnya mulai ng-blog lagi nih, setelah berbulan-bulan buka blog cuma diliatin doang. Sempet bingung mau posting apa soalnya, pada akhirnya klik "NEW POST" dan mulai deh nih ketak-ketik.


Terakhir kali yang saya posting adalah mengenai liburan musim dingin di Jepang.  Buat sobat yang sudah baca terima kasih ya, semoga sobat yang belum pernah ngerasain musim dingin Jepang bisa segera, aamiin dan ga cuma musim dingin saja kalau bisa setiap musimnya, WOW pasti seru!.


Kali ini saya ingin berbagi cerita yang yaaa.. masih di sekitar awal-awal kerja di pabrik dengan status  sebagai anak training yang belum bisa bener-bener kerja. Da aku mah apa atuh disuruh sama senpai/senior untuk mencet tombol mesin juga udah seneng banget hehe...!!!


Pabrik..pabrik dan Pabrik

Sekilas tentang pabrik dimana saya menjadi kenshusei ini. Namanya Sanesu Gomu Kogyo/Sanesu Rubber, perusahaan yang bergerak di industri karet dan plastik. Membuat barang-barang yang dihasilkan dari material karet atau rubber. Benda yang umumnya diproduksi yaitu packing untuk sambungan pipa air (supaya ga bocor..bocor!). Head officenya berkantor di Osaka, tetapi untuk pabrik bertempat di kota Minakuchi prefektur Shiga.

Mesin yang digunakan sangat variatif diantaranya mesin yang digunakan di area saya bekerja (area injection) yaitu mesin molding injection. Terdapat 20 mesin injection, dan masing-masing mesin memiliki rata-rata lama proses yaitu 6 - 7 menit/press.

1 orang mengoperasikan maksimal 6 mesin injection. Cara kerjanya yaitu material rubber dipanaskan kemudian  dipress menjadi bentuk tertentu menggunakan dies/kanagata dengan suhu sekitar 180 derajat celcius (wow panas juga ya, ceplok telor bisa tuh!hihi...)

Dengan mesin sebanyak itu, dan suhu mesin sepanas itu kebayang dong tuh didalem pabrik panasnya segimana, apalagi kalau musim panas waah ga kebayang deh. Kalau kata senpai sih panasnya pake banget hehe... Tapi berhubung bulan ini (Desember) masih musim dingin, yaa di pabrik masih berasanya anget.

Di area injection ini, operator mengoperasikan mesin dengan posisi berdiri. Tangan adalah anggota badan yang banyak bekerja disini. Mulai dari memasukkan material, menyalakan mesin, mengambil produk yang keluar dari dies/kanagata. Maka nya hati-hati, jangan sampai tangan kita kenapa-kenapa, nanti ga bisa kerja.

Resiko kerja di area ini adalah, tangan terjepit mesin press (ekstrim banget!!), terkena panasnya dies/kanagata (rasanya bayangin aja kaya kaki kena knalpot gitu..paling melepuh), dan bahaya lainnya yang selalu mengintai. Tapi semua sudah ada SOP nya, apa itu SOP?? Standar Operasional Prosedur dan juga standar alat pelindung diri. Tinggal dari diri kita sendiri yang harus mematuhinya. Moto keselamatan yaitu Safety First (Anzen daiichi/安全第一). "Utamakan keselamatan ya sob, karena keluarga anda menanti dirumah".


Mulai mengoperasikan mesin 

Akhirnya masa itu datang.. apa tuh?? ketika masa pengenalan lingkungan kerja dirasa sudah cukup. Senpai mulai meminta saya untuk coba mengoperasikan mesin mulai dari menyalakan mesin, mempersiapkan material dan peralatan sampai pada membersihkan setelah pekerjaan selesai.

Sebelumnya saya hanya melihat (mimasu), bertanya (kikimasu), dan berpikir (kangaemasu) cara senpai bekerja tanpa menyentuh barang yang dibuat (karena takut jadi NG/rusak).

Ya, hari itu saya mulai melakukan pekerjaan yang diinstruksikan di SOP. Peralatan kerja yang digunakan selain baju kerja dan topi yaitu sarung tangan 2 lapis bisa juga menggunakan masker. Singkat cerita keluarlah barang pertama yang saya hasilkan, ketika dies/kanagata keluar dan terbuka menunggu untuk diambil barang jadinya disertai asap mengepul dengan aroma karet yang menyengat dan barang ini harus diambil menggunakan tangan (manual). "Ups, lumayan panas juga nih. padahal udah pake sarung tangan".

Sentuhan pertama tidak berjalan mulus, pergelangan tangan menyentuh cetakan yang panasnya 180 derajat celcius. Mungkin ini sambutan dari si mesin hehe.. tapi senpai langsung membawakan obat luka bakar semprot. Luka bakar disebut dalam bahasa Jepang yaitu yakedo.

Barang jadi yang keluar harus dilakukan pembersihan dari karet sisa press sebelum dimasukkan ke paletina (kotak keranjang yang terbuat dari besi), dan proses ini dinamakan baritori (mengambil sisa karet yang menempel).

Proses ini menggunakan benda bernama semaidoshi, seperti jarum tapi dengan ukuran lebih besar seperti isi pulpen. Mengambil bari (sisa karet) ini perlu keahlian khusus dan harus hati-hati karena jika tidak barang akan sobek dan NG atau bahkan semaidoshi bisa melukai jari kita.

Disinilah salah satu proses yang sulit, ketika barang yang panas kita pegang sambil mengambil bari dan bari yang diambil pun ga gampang (tapi kalo liat senpai kerja kaya yang mudah ya...). Kemudian cara mengambil bari nya pun kita belum bisa.. wah weh woh apa yang terjadi??

Jari tangan mulai kepanasan deh memegang barang panas terlalu lama karena cara ngambil bari yang belum bisa, alhasil taraaaa.... barang buatan pertama, kedua , ketiga ga tau sampe keberapa adalah NG karena banyak yang sobek. Barang NG dipisahkan di keranjang khusus berwarna merah agar tidak tercampur dengan barang OK.

Ketika membuat barang jadi NG, disana lah rasa bersalah muncul (saya udah ngerugiin perusahaan nih karena bikin barang NG!). Tapi senpai pun dulu sama, awal-awal pasti buat barang NG juga. Proses ambil bari pun tidak bisa dalam keadaan barang dingin, karena barang akan mengeras dan bari pun menjadi sulit diambil.

Disaat senpai melihat counter putaran mesin dirasa sudah cukup untuk anak training, maka senpai pun menyuruh saya untuk mematikan mesin dan mulai untuk membersihkan dies/kanagata yang agak menghitam akibat proses produksi seharian. Ngebersihin cetakan ini harus bersih (yaiyalah namanya juga ngebersihin), karena akan digunakan lagi oleh shift malam. Jika tidak sampai tidak bersih maka akan berdampak barang menjadi kotor atau menempel di cetakan/dies sehingga sulit diambil.

Setelah dies/kanagata dibersihin, selanjutnya adalah menyapu lantai area kerja karena banyak sekali  bari pada saat kita bekerja yang bertebaran dilantai. Bari-bari tersebut disapu dan dimasukkan kedalam satu keranjang untuk kemudian ditimbang lalu dibuang dalam satu tempat pembuangan khusus karena ini adalah termasuk limbah industri.

Setelah itu adalah mempersiapkan material karet yang akan digunakan oleh shit berikutnya alias shift malam dilanjut penulisan nippo atau rekap hasil produksi. Sekitar jam 19.30 senpai yang bekerja shift malam pun datang dan mulai menyalakan mesin injection. Kami yang shift pagi pun berpamitan pulang. "Otsukaresamadeshita", begitula kata yang diucapkan pada pekerja yang lain yang artinya adalah "terima kasih atas kerjasamanya hari ini".

Kami pun menuju ruang locker untuk mengambil jaket super tebal, sarung tangan, dan kupluk. Diluar sangat dingin (iyalah kan masih musim dingin) tapi karena kami bersepeda maka akan membuat badan bergerak sehingga tidak terlalu dingin. Meskipun di beberapa bagian tubuh lainnya rasa dingin masih terasa. Ternyata bersepeda itu sangat baik loh sobat, karena bergerak maka tubuh kita tidak mudah masuk angin ketika musim dingin.

Perjalanan pulang dari pabrik ke asrama hampir satu jam. Cukup jauh memang jarak antara pabrik dan asrama. Selain itu perjalanan pulang jalannya menanjak sehingga dengan tenaga sisa seharian bekerja kami bersepeda dengan pelan-pelan. Selama perjalanan pulang, kami bersepeda sambil ngobrol berbagai macam hal atau bahkan jika masih ada tenaga terkadang kami balapan siapa paling duluan tiba di asrama.

"Fyuuh...akhirnya sampai juga di asrama". Motor bertenaga kaki alias sepeda kami pun diparkir berjajar rapi di garasi asrama dan langsung menuju dapur untuk duduk sejenak melepas lelah sambil minum. Sebagian lagi ada yang langsung menuju kamar (mungkin istirahat dikamar) bahkan ada senpai yang langsung persiapan mandi. Saya sendiri lebih memilih istirahat di dapur untuk ngobrol dengan senpai berbagai macam hal, salah satunya masalah pekerjaan.

Tidak lama setelah ngobrol dengan senpai, saya pun menuju kamar untuk persiapan mandi. Mandi dengan air hangat (secara musim dingin mandi air dingin, mana kuat hehe...). "Uuuh segar sekali" keringat dan kotoran setelah seharian bekerja rasanya hilang, sampai malah tidak ingin berhenti mandi. Karen air hangat yang keluar dari shower seolah-olah memijat badan saya.

Sehabis mandi datanglah rasa lapar, dengan makanan seadanya alias mi instan ditambah masakan yang senpai tawarkan menjadi pengganti energi yang habis hari ini. Saya sendiri belum bisa masak, namun disini melihat senpai yang semuanya bisa masak, saya harus belajar masak juga sama mereka.

Masakan yang dimasak oleh senpai bukanlah masakan Jepang, tapi masakan simpel khas Indonesia seperti sop, ceplok telor, tumis dll. Masakan tersebut sangat simpel dan tidak membuthkan waktu lama dalam pembuatannya. Karena kami harus membagi waktu istirahat juga. Kecuali pada hari libur kami biasanya masak yang special yaitu nasi goreng hehehe...(ini sih di Indonesia bukan special).

Makan malam sambil ngobrol dengan senpai adalah hal yang menurut saya suatu kesempatan berbagi pengalaman hidup mereka di Jepang yang bisa kita ambil pelajaran. Disela-sela mengobrol, saya melihat ada yang aneh nih dengan jari-jemari, ow..ow kulit jari saya melepuh atau kapalan (melendung berisi air) akibat bekerja (hmm... pasti pada saat proses ambil bari, kan megang barangnya panas-panas tuh!). Yang melepuh tidak hanya di satu jari, tapi 2 jari (Wuaduuh! besok kerja gimana nih??

Ternyata senpai pun mengalami hal yang sama, bahkan sebelum luka kapalan yang satu sembuh, eeh muncul lagi luka kapalan yang baru, (jangan-jangan saya pun akan mengalami hal serupa??). Ah biarlah, yang ada dipikiran saya hanya ingin bisa cepat kerja dan tidak menghasilkan barang NG lagi, dan juga tidak merepotkan senpai. Meskipun konsekuensinya saya harus luka melepuh dulu atau apapun. Seperti pepatah bilang " berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian, bersakit dahulu bersenang kemudian".

Sekarang saatnya tidur istirahat, karena hari esok pasti lebih melelahkan jadi harus cukup istirahat. AC hangat pun saya nyalakan karena suhu yang sangat dingin diluar terasa sampai kedalam kamar. Namun dari kamar yang lain saya masih mendengar suara entah itu televisi atau laptop. Yaa..mungkin saja para senpai yang masih menikmati waktu istirahat dengan bermain laptop untuk facebook-an atau menelepon keluarga di kampung.

Media sosial yang digunakan saat itu mungkin masih facebook, belum sebanyak sekarang. Atau mungkin sudah banyak tapi saya saja yang tidak tahu ya hihi.... Bahkan handphone yang digunakan kebanyakan masih jenis HP flip, HP smartphone dengan aplikasi seperti sekarang pun belum terlalu banyak.


Ketika bangun pagi, jari-jari tangan kaku

"Kriiiiiiiing....!" Alarm pagi berbunnyi (nyariiing) dari jam analog yang saya bawa dari Indonesia. Ya waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi waktu Jepang, di Indonesia berarti jam 3 Pagi. Rasanya berat banget untuk bangun, selain karena udara dingin, selimut ini seolah-olah menggulung badan saya dan susah dilepasin (lebay banget ya?? hihi).

Ketika bangun, terasa sakit pada jari-jari tangan dimana tangan ini tidak bisa dikepal seperti biasanya. Rasa sakit yang membuat jari-jari menjadi kaku. Ga tau ini apa karena kedinginan atau karena bekerja. Sepertinya sih karena bekerja, karena belum pernah tangan ini saya gunakan untuk bekerja "kasar". Jadi bisa dibilang si tangan ini "kaget".

Pagi hari pergulatan pikiran terjadi ketika memutuskan mandi atau tidak. Karena dinginnya suhu pagi apalagi kalau nginjek lantai kamar mandi rasanya seperti menyentuh kulkas bagian freezer nya. Tapi supaya bada seger dan ga ngantuk hilang saya ambil keputusan mandi saja toh pake air hangat ini.

Setelah mandi dan langsung menggunakan baju kerja dan baju lapis hangat , langsung menuju dapur untuk sarapan. Tidak lama dari situ kami berangkat bersama-sama ke pabrik.
Selama perjalanan saya berdoa, "ya Allah mudahkanlah hari ini, dan jdikan setiap detiknya adalah ilmu". Doa ini yang setiap pagi saya panjatkan.

Dinginnya pagi itu, udara segar dan sinar matahari yang sedikit menghangatkan pagi kami. "Ohayou/pagi" atau "ohayougozaimasu/selamat pagi"  ketika kami bertemu warga sekitar. Itulah salam yang selalu kami ucapkan, karena kami tahu kami disini sebagai orang asing. Salam tersebut bisa menjaga kami dan warga pun tenang meskipun kami sebagai orang asing.

Kemudian pemandangan lain kami berpapasan dengan anak-anak SD yang berjalan kaki berbaris menggunakan topi berwarna kuning dengan tas gendong khas anak sekolah Jepang menuju ke sekolahnya. "ohayouuu..." kami ucapkan dan mereka pun menjawab salam kami dengan suara kecil dan malu-malu.

Oh iya sobat, cerita sedikit tentang anak sekolah di Jepang.Jadi anak SD di Jepang pergi ke sekolah salah satunya dengan berjalan kaki bagi yang sekolahnya sekitar rumah karena belum diperbolehkan menggunakan sepeda ke sekolah. Mereka berjalan kaki bersama dan berbaris yang dipimpin oleh siswa kelasnya paling tinggi misalkan anak kelas 6.

Ketika mereka naik ke SMP barulah diizinkan menggunakan sepeda, seterusnya sampai ke SMA. Mereka yang menggunakan kendaraan pribadi motor atau mobil mungkin sangat sedikit sekali.

Melihat anak sekolah di Jepang pergi jalan kaki atau bersepeda membuat saya kagum. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak saya "kenapa mereka tidak naik motor atau mobil saja ya?". Ternyata negara yang sudah sangat maju dan modern pun bukan berarti harus selalu menggunakan kendaraan bermotor kemana-mana. Padahal Jepang negara yang banyak membuat motor dan mobil bukan?

Sebelum sampai pabrik, kami melewati area persawahan yang cukup luas, namun tidak tidak sedang ditanami padi melainkan gandum. Musim dingin adalah musim menanam gandum karena tanaman padi hanya akan ditanam di awal musim semi.

Tibalah kami di pabrik. "ohayougozaimasu!" ketika kami bertemu dengan pekerja lainnya. Salam yang wajib kami ucapkan.  Jaket, syal, kupluk dan sarung tangan kami simpan di locker. sambil menunggu bel masuk, saya duduk di ruang makan/kantin sambil menikmati teh hijau panas yang biasa dibuat oleh seorang wanita tua yang biasa kami panggilan "Obaasan". "obaasan" adalah panggilan untuk nenek-nenek. Obaasan lah yang bertugas membersihkan toilet, kantin, ofuro (kamar mandi) dll.

Terkadang saya menyempatkan ngobrol dengan obaasan. Bagi saya, ngobrol dengan obaasan adalah salah satu tehnik belajar berusaha mendengarkan kosakata bahasa Jepang. Karena kalimat yang keluar dari mulut obaasan terkadang tidak jelas atau terlalu cepat. Karena obaasan berbicara terkadang menggunakan aksion yang sangat Jepang sekali.

Jam dinding hampir menunjukkan pukul 8 pagi, sambil melihat dan meraba-raba jari tangan ini yang masih melepuh, saya bertanya-tanya dalam hati "dengan kondisi tangan seperti ini apakah hari ini saya bisa mengerjakan semuanya seperti biasa? atau malah luka melepuh ini jadi bertambah?".

Setelah bel masuk berbunyi dan musik untuk senam radio/rajio taisho dinyalakan, semua berkumpul di pabrik utama untuk melakukan senam radio / rajio taisho sekitar 5 menitan. Kemudian setelah senam selesai semua berpencar menuju area pekerjaan masing-masing kecuali hari Senin, biasanya ada hal yang disampaikan oleh kepala pabrik/Kojochou. Saya dan senpai menuju area mesin injection dan satu per satu mesin pun saya nyalakan.

Itulah sobat cerita dari kenshusei yang baru bekerja. Hari-hari dijalani dengan kerja keras untuk bisa bekerja dan bisa diandalkan. Namun dibalik proses itu semua pasti ada hasil yang kita raih. Lalu bagaimana kelanjutan cerita berikutnya? sobat ikutin terus blog ini ya.














Senin, 28 Mei 2018

Liburan Musim Dingin di Jepang (Nihon no Fuyu Yasumi)

Assalamualaikum

Halo sobat,
Sekarang saya akan bercerita tentang musim dingin di Jepang. Bulan Desember Jepang sudah masuk musim dingin atau Fuyu (冬), Ini adalah musim dingin pertama saya di tahun pertama menjadi kenshusei. Yang ditunggu-tunggu di musim dingin ini yaitu turunnya si putih nan halus yaitu salju atau bahasa jepang nya Yuki (雪). Kenapa salju ditunggu-tunggu?? karena itu yang bikin penasaran selama ini cuma tau salju di tv, gambar, foto dan sebagainya.


Suhu rata-rata terendah di musim dingin mungkin mencapai 1.8 derajat celcius atau bahkan bisa mencapai minus. Bahkan dibulan puncak musim dingin yaitu Januari, air pun bisa sampai membeku loh sobat, inilah yang pernah saya lihat sendiri


Setelah saya tanya-tanya dengan orang Jepang yang ada di pabrik, salju turun tidak menentu. Kadang cepat atau lambat. Kadang di awal Desember sudah turun atau di akhir Desember bahkan bisa-bisa turun di bulan Januari. Oh iya sobat, musim dingin di Jepang itu antara bulan November sampai Maret. Turunnya salju pun tidak langsung merata di seluruh Jepang loh sobat. Jepang bagian utara biasanya yang lebih dulu turun salju.

Nah..di musim dingin itu tidak hanya salju yang ditunggu-tunggu tapi masih banyak hal lainnya loh sobat. Apa saja sih hal-hal yang orang Jepang lakukan di musim dingin, karena setiap musim berganti maka berbeda pula kegiatan yang dilakukan. Hmm.. yang penasaran, saya akan ulas dibawah ini.


1. Bonenkai (Pesta Akhir Tahun Perusahaan)

Di akhir tahun menjelang tahun baru biasanya perusahaan di Jepang sudah mulai libur. Jadi libur musim dingin sekaligus tahun baru.
Begitu juga di pabrik tempat saya bekerja, memasuki hari libur musim dingin di hari terakhir kerja pasti perusahaan mengadakan pesta makan-makan akhir tahun atau biasa disebut Bonenkai (忘年会).
Setiap perusahaan di Jepang hampir pasti melakukan acara bonenkai ini. Bonenkai ini  adalah ajang silaturahmi dan ramah tamah sesama karyawan basanya dilakukan sambil menyantap yakiniku dan karaoke.

Bonenkai sekaligus perpisahan terhadap tahun yang lama, dan menyambut semangat kerja di tahun yang baru supaya di tahun yang baru lebih baik lagi.

2. Pergi ke Kuil

Tahun baru mungkin bisa dibilang hari rayanya orang Jepang. Karena memasuki momen pergantian tahun baru mereka biasanya bersih-bersih rumah untuk menyambut tahun baru. Kemudian ketika sudah memasuki tanggal 1 sebagian warga Jepang pergi ke kuil (神社/Jinja) untuk beribadah.

3. Main Salju dan Ski

Ski timee.. Yup, ga afdol rasanya kalau musim dingin dilewatkan begitu saja tanpa olahraga yang satu ini. Bagi sebagian masyarakat Indonesia tentu ski adalah olahraga yang jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan. yaiyalah di Indonesia kan ngga ada salju Tapi kalau sobat lagi ada di Jepang pas musim dingin, sobat harus lakukan olahraga yang satu ini. Selain main ski sobat juga bisa bermain ditengah tumpukan salju yang lembut, bermain bola salju, atau membuat boneka salju.

4. Pergi ke Onsen/温泉 (kolam berendam air panas)

Onsen?? apa itu onsen?? onsen adalah tempat pemandian sumber air panas baik alami atau buatan di Jepang. Di musim dingin enaknya menghangatkan tubuh dengan cara merendam sebagian tubuh di kolam onsen, Efeknya sangat baik sekali untuk kesehatan kita. Apalagi jika onsen tersebut berada di antara pegunungan yang indah, berendam sambil menikmati pemandangan yang indah. Waah ga kebayang ya rasanya..

5. Pergi ke berbagai festival musim dingin

Jepang memiliki festival yang menarik di setiap musimnya, tidak terkecuali musim dingin. Dari utara sampai selatan Jepang selalu saja ada festival. Salah satu yang paling populer adalah festival musim dingin di Hokkaido, pulau yang letaknya ada di paling utara Jepang. Dari beberapa festival yang keren di Hokkaido yang paling terkenal adalah Sapporo Snow Festival yang di gelar di kota Sapporo. Aneka patung dari salju dibuat keren di festival ini.


Naah banyak sekali kan aktivitas musim dingin, itu belum seberapa. Masih banyak kegiatan lainnya yang seru di musim dingin. Seperti berburu kuliner, belanja pakaian musim dingin, menginap di penginapan traditional Jepang, dan waah masih banyak lagi deh. Yang kapan-kapan akan saya ulas di melalui blog ini.






Selasa, 08 Mei 2018

Ini yang harus dilakukan kenshusei baru di perusahaan ?? No.1 paling penting nih

Assalamualaikum


Halo sobat,
Bagi sobat yang sudah pernah bekerja, pasti ngerasain dong masa-masa adaptasi di tempat kerja?? layaknya sekolah, tempat kerja juga harus kita kenal setiap orang dan tempat-tempatnya.  Yaa minimal sobat harus tau dimana letak toilet hehe....karena kalau ga tau toilet dimana sobat mau "berbisnis", di ruangan? atau di pohon?


Sebagai kenshusei yang baru di pabrik/genba pasti kita tidak akan langsung turun bekerja di proses produksi. Kita perlu yang namanya pengenalan seperti area kerja, benda kerja, dengan siapa kita bekerja dan apa yang akan kita kerjakan. Setelah itu latihan mengoperasikan mesin, semuanya bertahap.

Dalam proses adaptasi ini yang sangat berperan adalah senpai alias senior. Senpai adalah orang yang lebih dulu mengetahui tempat kerja jauh sebelum kita. Jadi pada saat proses adaptasi sobat harus baik-baik ya ke senpai jangan banyak membantah pada saat proses adaptasi berjalan. Karena kalau sobat banyak ngebantah, nanti senpai males ngajarinnya.. tar sobat apa-apa disuruh kerjain sendiri nah loh !!

Hal-hal apa saja sih yang harus dilakukan di perusahaan Jepang, apalagi kita sebagai anak baru. Baik sobat, kali ini saya akan berikan tips and trik semuanya


1. Salam (Aisatsu shimasu)

Salam atau dalam bahasa Jepang adalah aisatsu. Di Jepang, aisatsu adalah hal penting terutama salam pagi hari di tempat kerja. Terlebih untuk kenshusei saat mengucapkan salam harus dengan suara keras dan semangat. Untuk menunjukkan bahwa kita siap memulai hari dengan semangat. Karena orang Jepang senang dengan orang yang penuh semangat. Aisatsu biasanya dilakukan sambil membungkukkan badan sedikit atau disebut "ojigi".


2. Bertanya jika tidak mengerti (Wakaranai koto o shitsumon shimasu)

Sebagai anak baru pasti kita banyak tidak tahu nya kan, nah oleh karena itu sobat harus berani bertanya. Jangan "iya-iya" tapi saat prakteknya tidak mengerti. Senpai pasti ingin juniornya cepat bisa, supaya bisa saling membantu dalam pekerjaan. Karena bekerja di Jepang adalah mengutamakan kerja sama.

3. Selalu membawa buku saku & pulpen (memocho o mochi arukimasu)

Buku saku dan pulpen harus selalu sobat bawa. Karena apa yang sobat dapat dan sobat tidak mengerti bisa sobat catat. Juga dengan perintah pekerjaan yang sobat tidak mengerti harus sobat catat supaya tidak lupa, karena pasti ada bahasa Jepang yang tidak kita pahami. Buka kembali catatan harian sobat untuk mengulang apa yang didapat. Buku saku ini tidak hanya digunakan di tempat kerja saja lo sobat..kalau sobat jalan-jalan pun sebaiknya dibawa untuk mencatat.

4. Lakukan dari hal-hal kecil dulu (Chisana koto kara yaru)

Untuk langsung bekerja pasti sobat akan kesulitan. Maka lakukanlah dulu dari hal-hal yang kecil seperti, membersihkan area kerja agar nyaman, merapikan benda kerja agar bisa dipakai kembali saat diperlukan. Jika ada waktu senggang sebaiknya gunakan untuk bertanya kepada senpai atau langsung ke orang Jepangnya mengenai pekerjaan. Jadi kalau sobat ada waktu senggang jangan dipake untuk ngelamun yaa..

5. Pelajari bahaya yang bisa timbul dalam pabrik. (Anzen hyousiki wo mamoru)

Setiap tempat kerja apalagi di pabrik yang penuh dengan mesin-mesin, potensi bahaya pasti ada. Nah sobat harus tanya pada senpai atau orang Jepangnya mengenai bahaya-bahaya yang bisa timbul di pabrik dimana sobat bekerja. Selalu berhati-hati, dan jangan mengantuk. Karena kelalaian se-detik bisa merugikan kita seumur hidup loh sobat. Jadi kalau di hari kerja jangan begadang yaa.. Ingat kata Bang Haji .. begadang jangan begadang aang, kalau tiada artinya aaa....

6. Ucapkan salam ketika akan pulang (Aisatsu)

Di Jepang, ketika kita sudah menyelesaikan pekerjaan dan bergegas pulang. Maka ucapkanlah "Otsukare samadeshita" yang artinya "Terima kasih atas kerjasamanya". kepada rekan kerja. Ini adalah salah satu budaya Jepang. Jika kita hendak pulang tapi masih ada rekan kerja yang masih bekerja maka ucapkanlah "O sakini shitsureishimasu" yang artinya ""Permisi pulang duluan". Jangan lupa untuk 2 ucapan ini ya sobat.


Naah , jadi sobat jangan lupa ya dengan tips-tips diatas kalau sobat sedang berada di pabrik di Jepang. Selain hal-hal diatas sobat akan mendapatkan kebiasaan lainnya yang mungkin akan sobat rasakan sendiri. Dan sobat harus share cerita sobat yaa...



Jya mata ne (sampai jumpaa...)




Kamis, 01 Maret 2018

Musim Pertama Kenshusei Di Jepang (Adaptasi di Asrama)

Assalamualaikum

Halo sobat
Pernah ngebayangin ga sobat hidup di lingkungan baru tanpa keluarga dan teman yang biasanya ada disekitar sobat?? hmm....pasti kesepian bukan.


Homesick (rindu kampung halaman), mungkin hal inilah yang semua kenhsusei alami waktu mereka memulai hari-harinya. Mulai dari tempat tinggal, lingkungan, tempat kerja, makanan, pola hidup semuanya baru. Kalau di tanah air mungkin bisa main kerumah teman, taman, atau mall. Tapi di Jepang, sobat mau kemana? belum tau tempat, belum ada teman, duit masih pas-pasan.

Ketika kita belum bisa bekerja secara mandiri (masih diajarin senior/senpai). Pulang kerja sampe asrama harus masak karena ga ada makanan yang biasanya ibu kita sudah siapkan, tinggal hap. Itu pun kalau bisa masak, kalau ga bisa?? minta bantuan senpai lagi, " pai boleh minta nasi sama ikannya ga?'.

Nah kondisi itulah yang saya rasakan di bulan-bulan pertama di Jepang. Yang bisa dilakukan untuk ngobatin rasa rindu rumah cuma nelpon pake telepon kartu yang ada di asrama. Karena belum punya HP Jepang dan laptop pada waktu itu. Apalagi waktu itu aplikasi chat belum seperti sekarang. Harapannya adalah proses adaptasi mulai dari pekerjaan, kemandirian bisa cepat berlangsung. Tapi aktualnya tetap perlu proses ya sobat.

Untuk mengatasi hal itu, kita harus bisa fokus ke kehidupan yang sedang dijalani, dan kembali ke niat awal kita datang ke Jepang. Jadi segala kebiasaan kita di Indonesia sementara kita lupakan dulu. Karena jangan sampai hanya gara-gara sobat homesick, sobat malah berpikir untuk pulang ke Indonesia.

Salah satu cara saya supaya tidak homesick adalah dengan cara mengenal lingkungan baru. Mungkin karena kita belum mengenal lingkungan sekitar kita makanya fikiran kita selalu ingat tanah air. Padahal kita belum tahu juga kan lingkungan yang baru ini seperti apa.


Kali ini saya ingin memperlihatkan ke sobat tempat kami para Kenshusei Indonesia tinggal khususnya asrama saya yaitu asrama Yamagami. Bagi saya rumah atau tempat tinggal ala Jepang memiliki  keunikan tersendiri dan harapannya sih ingin bangun rumah model Jepang di Indonesia hehe....


Sobat liat gambar diatas?? yup, itulah asrama tempat kami tinggal. Namanya Yamagami Ryou / Asrama Yamagami. Yamagami adalah nama daerah kami tinggal.  Asrama ini adalah milik perusahaan dimana kami bekerja. Penghuninya hanya kami saja kenshusei Indonesia. Jadi kami harus menjaga dan merawat asrama ini seperti rumah sendiri. Jumlah kami 7 orang, jadi cukup untuk bareng-bareng kerja bakti membersihkan asrama ini.

Uang sewa sudah dipotong lewat gaji per bulan. Asrama ini terdapat 14 kamar, 4 toilet, 1 kamar mandi dan ruangan dapur sekaligus ruang makan. Fasilitas lainnya yaitu tempat jemur pakaian dan garasi untuk motor-motor tenaga kaki alias sepeda kami hehe... Sepeda yang kami terima juga diberikan oleh perusahaan. Plus SIM nya, karena pengguna sepeda di Jepang harus memiliki SIM sepeda yang terdapat nomor yang sesuai dengan nomor di sepeda.


1. Genkan (pintu masuk)

Sebagian bahkan seluruh rumah di Jepang pasti memiliki area depan yang seperti panggung. Area inilah yang disebut Genkan. Memang terlihat jadi seperti rumah panggung, selain itu rumah Jepang terbuat dari kayu oleh karena itu tahan kalau ada gempa. Rumah Jepang dominan dengan material kayu berbeda dengan rumah di Indonesia.

2. Daidokoro / Dapur sekaligus Ruang Makan


Dapur adalah tempat kami masak,makan dan berkumpul. Selain itu ketika ada tamu pun biasa kami jamu di dapur. Dapur kami cukup besar, kulkas yang ada pun sekitar 5 unit, karena ngga mungkin kan 7 orang kulkasnya 1 unit, ga cukup hehe...

3. Kamar Tidur

Kamar tidur di Jepang harus ada AC nya karena untuk musim dingin dan panas. Biasanya 1 kamar bisa diempati 2 atau 3 orang dengan kasur ala ngampar. Tapi alhamdulillah kamar yang ada di asrama ini untuk 1 orang, jadi bisa bebas kalau mau ngorok hehe.

4. Garasi Sepeda

Garasi sepeda tempat kami menyimpan semua sepeda kami dari panas matahari dan hujan. Sepeda di asrama kami sangat banyak sobat, sepeda-sepeda itu adalah warisan dari senior kami yang sudah pulang ke Indonesia.

5. Cara Membuang Sampah 

Sebenarnya membuang sampah sesuai dengan jenisnya sudah tahu ketika di Indonesia, hanya saja tidak pernah mempraktekkannya. Ketika di Jepang hal itu berlaku bahkan di tempat tinggal sendiri. Waktu ke dapur saya melihat ada lebih dari 1 tong sampah yaa sekitar 5 tempat sampah. Setelah saya lihat isinya adalah sampah yang disesuaikan berdasarkan jenisnya.

#Sampah yang bisa dibakar /Moeru Gomi (燃えるゴミ)
 Sampah kertas, plastik, karton dll

#Sampah yang tidak bisa dibakar / Moenai Gomi (燃えないゴミ)

1. Sampah basah/organik (tulang, kulit & biji buah, dan sisa makanan lainnya)
2. Kaleng bekas
3. Botol kaca
4. Botol plastik (air mineral dan sejenisnya)

Dari ke-5 jenis sampah tersebut ada waktu pembuangannya, jadi sobat tidak bisa asal buang sampah. Karena petugas kebersihannya pasti tidak akan mengambil sampah tersebut.


Pulang Pergi Asrama-Pabrik

Sobat lihat di poin no.5 banyak sekali sepeda berjejer terparkir lumayan rapi (biasanya acak-acakkan hehe). Itulah transportasi yang perusahaan berikan kepada kami. Bukan BMX atau mountain bike, tapi sepeda ontel dengan keranjang di depan.

Sepeda tersebut diberi nama sesuai pemiliknya masing-masing juga dengan SIMnya. Sebagai informasi, bersepeda di Jepang ada SIMnya juga loh sobat yang tertulis no sepeda.

Perjalanan pergi ke pabrik perlu waktu sekitar 30 menit sedangkan perjalanan pulang sekitar 1 jam, loh ko jadi lama ya?? ya karena perjalanan pergi track nya menurun sedangkan perjalanan pulang kami harus menanjak.

Selain sebagai transportasi bekerja, sepeda kami gunakan juga untuk pergi belanja, ke stasiun, ke tempat belajar bahasa Jepang dan aktivitas lainnya.

Sobat, dengan kami menggunakan sepeda. Itu dapat membantu menjaga kesehatan kami loh, karena bersepeda tanpa kami sadari adalah sebagai olahraga.

Makanya kebanyakan warga Jepang lebih senang menggunakan sepeda untuk aktivitas sehari-hari. Karena selain mudah dan murah juga baik untuk kesehatan.


Sobat, demikianlah cerita singkat mengenai adaptasi tempat kita tinggal. Seperti pepatah "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung". So dimana pun kita berada kita harus menghormati adat istiadat setempat ya sobat..











Senin, 05 Februari 2018

Merantau ke Jepang (part 4/selesai)

Assalamualaikum

Setelah proses seleksi yang panjang di Indonesia. Kami akhirnya tiba di Jepang. Kami tiba di bandara Narita Tokyo pagi hari sekitar pukul 7 pagi. 8 jam berada didalam pesawat lumayan juga ya sobat,jetlag + badan jadi pegel-pegel.


Suhu pada saat itu sekitar 10 derajat celcius karena mulai memasuki musim dingin. Sobat bayangin saja suhu dalam kulkas ya kira-kira seperti itu.

Diluar bandara sudah menunggu petugas dari IMM Japan yang akan mengantar kami ke Yatsuka Training Center yang terletak di wilayah Saitama. Perjalanan sekitar 1 jam  menggunaan bis, saya gunakan untuk melihat pemandangan kota Tokyo yang biasa saya lihat di televisi.

WaaW..Gedung pencakar langit yang berjajar rapi, kedai ramen asli Jepang, kereta api warna warni, pejalan kaki yang menyemut, vending mesin (mesin penjual minum otomatis/jidouhanbaiki) yang hampir ada disetiap sudut jalan dan pengguna sepeda tidak tua dan muda. Meskipun Jepang merupakan negara dengan tingkat teknologi yang sudah maju, penduduknya masih banyak menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Hmm..memang menurut saya sepeda adalah salah satu transportasi terbaik dan tercanggih yang pernah manusia buat. sobat setuju??

Sesampainya di Yatsuka TC, sudah ada petugas dari IMM Indonesia yang menyambut kami untuk memberi pengarahan dan sosialisasi kepada kami. Juga untuk persiapan upacara pembukaan yang akan dihadiri oleh presiden IMM Japan.

Sebelum upacara pembukaan dimulai, kami dibagikan seragam kerja perusahaan masing-masing. Seragam ini harus kami gunakan selama jam belajar di training center dan ketika menuju perusahaan penerima.

Singkat kata,pembukaan training center angkatan 211 selesai. kami dibagi menjadi 3 kelas. Lamanya kami berada di Yatsuka training center yaitu 1 bulan saja.

Ternyata kenshusei Indonesia tidak sendiri. Ada juga kenshusei dari Thailand. Meskipun timnas sepakbola kami rival berat. Tapi justru kami malah akrab dengan kenshusei dari Thailand. Secara jumlahnya memang mereka tidak sebanyak kami dari Indonesia.. yeeyyy kita masih menang!!


Kehidupan sehari-hari di Yatsuka Training Center


Yatsuka Training Center adalah asrama yang biasa menampung calon tenaga kerja asing untuk ditraining terlebih dahulu sebelum dilepas ke perusahaan. Berisi ruang kelas, ruang makan, kamar tidur, ofuro (kamar mandi khas Jepang) dan ada taman kecil. Bangunannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil yang sedang-sedang sajaaa....tapi mampu menampung sekita 150 org lebih.



Tidak seperti di Cevest yang satu kamar diisi 8 orang, disini kami tidur sekamar berdua dengan tempat tidur bertingkat. Teman sekamar adalah teman satu perusahaan.

Yang akan merawat kami selama di training center adalah kami biasa menyebutnya Papa san dan Mama san (nama aslinya lupa). Ya, mereka adalah orang Jepang sepasang suami-istri kira-kira usianya sekitar 50 tahunan . Selama di training center segala keperluan harus melalui izin mereka.

Seperti meminjam alat kebersihan, meminta tisu toilet, meminta menu makanan untuk sarapan,makan siang/malam dan masih banyak lagi.


Kegiatan selama training center tidak banyak berbeda dengan pelatihan sewaktu di Indonesia. Hanya saja disini selain belajar lebih banyak sosialisasi, seperti ketenagakerjaan, tata cara kehidupan dan lainnya.

Jam belajar yaitu sesuai dengan jam bekerja dimulai pukul 8 sampai 5 sore. Kegiatan setelah jam belajar adalah bersih-bersih ruangan kelas, masuk ofuro, ugai (kumur-kumur menggunakan air garam) sebelum tidur, dan jam tidur.

Namun lain ceritanya jika sobat sedang menjalani hukuman, maka setelah jam belajar selesai sobat harus menjalankan hukuman yang diberi oleh papa san atau mama san. Seperti membersihkan toilet,taman, atau gudang.


Aktivitas sehari-hari


Selain mematangkan bahasa Jepang (di TC ini sensei nya sudah bukan orang Indonesia lagi loh sobat), kegiatan setelah jam belajar adalah yang menarik. contohnya apa??
mari kita bahas satu per satu

1. Mandi di ofuro

Yup,ofuro adalah kamar mandi khas Jepang yang didalamnya terdapat bak untuk berendam. Kalau ofuro untuk pemandian umum biasanya lebih besar.

Pertama kali masuk ofuro sangat canggung, karena sama sekali tidak boleh menggunakan baju sehelai pun,hanya membawa handuk kecil untuk menggosok-gosok badan.

Biasanya didalam ofuro terdapat shower untuk membilas badan sebelum dan sesudah berendam.

Waktu yang pas masuk ofuro adalah saat musim dingin, karena berendam menggunakan air panas.

2. Ugai (kumur-kumur dengan air garam sebelum tidur)

Kebiasaan ini mungkin bagi kita hanya dilakukan oleh anak kecil saja, tapi ternyata Ini dilakukan supaya kita tidak mudah terserang penyakit di musim dingin.

Kami berbaris dengan membawa gelas kecil untuk mengantri mendapat garam yang akan diberikan oleh yang bertugas pada saat itu,kemudian kami mengambil air dan kumur-kumur.

3. Meminjam alat kebersihan ke Papa dan Mama san

Setiap kenshusei memiliki tugas masing-masing,salah satunya yaitu meminjam alat kebersihan ke ruangannya papa san dan mama san untuk piket kelompok. Sobat harus berbaris antri dengan kenshusei lain. Jika bahasa yang sobat saat meminjam salah maka papa san akan menyuruh sobat untuk baris dari awal dan memperbaiki bahasa yang salah tadi.

4. Beli minuman di Jidouhanbaiki

Sobat pasti udah familiar kan dengan mesin penjual minuman otomatis yang biasa ada di stasiun, bandara atau tempat umum lainnya. Orang Jepang menyebutnya jidouhanbaiki atau jihanki. Mesin ini ada didalam TC, karena baru pertama melihat mesin ini bawaannya ingin pencet-pencet terus hehe... norak ya . Jadinya jajan terus deh hehehe...

Minuman favorit yang sering dibeli adalah sup jagung hangat. Karena musim dingin bawaannya laper mulu.

5. Hari Sabtu dan Minggu untuk Pesiar

Akhirnya saat yang ditunggu itu datang, ya...selama 2 minggu kami di TC belum pernah loh sobat kami jalan-jalan sekitar TC. Mungkin karena kami baru dan khawatir nyasar yaa.. Hari Sabtu dan Minggu di akhir bulan kami diizinkan untuk keluar. Secara berkelompok dan bergantian kami keluar untuk melihat lingkungan sekitar. Ada yang nongkrong di taman, melihat-lihat stasiun kereta (eki/駅),atau belanja di supermarket (suupaa/スーパー).

6. Antri telepon

Pada saat di TC kami belum punya hp, jadi untuk komunikasi kami pakai telepon kartu. Ada 2 unit telepon kartu, jadi kami harus antri dan waktu bicaranya pun dibatas karena kenshusei lain juga mau pakai. Dengan telepon kartu ini saya bisa nelpon ke ibu, pertama dengar suara saya sejak tiba d Jepang,langsung menangis karena lama banget ngabarinnya hehe...
Selain itu ada aerogram yang harganya murah hanya ¥90 seperti menulis surat biasa. Tiba di indonesia biasanya beberapa minggu.


Hari Terakhir di TC & Keberangkatan ke Perusahaan Penerima




1 bulan lamanya di Yatsuka TC ngga kerasa sobat. Eeh udah mau berpisah aja nih. Ya.. kami sudah siap dilepas (emang burung). Kami akan berpencar ke seluruh penjuru Jepang, ke tempat perusahaan dimana kami akan belajar dan bekerja.

Kami berfoto dan bersalaman sebelum keluar dari TC. Tidak hanya sesama kenshusei Indonesia saja. Tapi dengan kenshusei dari Thailand pun kami bersalaman dan berfoto-foto untuk kenang-kenangan. Karena 1 bulan lebih dari cukup untuk membuat kami akrab.

Dari Yatsuka TC, kami yang akan ditempatkan di wilayah Kansai ( Osaka, Kyoto, Nara, Mie, Shiga) menuju Stasiun Kereta Tokyo untuk naik kereta cepat (Shinkansen). Termasuk saya yang akan menuju prefektur Shiga.

Inilah pengalaman pertama kali saya naik kereta peluru super cepat. Gerbong dalamnya kaya kita sedang ada di pesawat loh sobat. Getaran lebih halus jika dibandingkan kereta biasa.

Saya bersama teman satu perusahaan yang bernama Nur Rohim turun di Stasiun Kyoto, dan disana sudah menunggu petugas IMM (orang Jepang) yang akan mempertemukan kami dengan orang perusahaan.

Orang perusahaan tersebut bernama Oya san, karena untuk menghormati saya panggil dengan tambahan sensei jadi Oya sensei. Segala keperluan akan dijelaskan oleh Oya sensei.

Oya sensei menjemput kami menggunakan mobil, waktu yang ditempuh dari Kyoto ke Shiga kurang lebih 2 jam.

Disini lah kemampuan bahasa Jepang yang sudah saya pelajari 5 bulan terakhir ini diuji. Selama perjalanan ngga mungkin kan diem-dieman.

Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh Oya sensei. Demikian dengan saya dan Nur Rohim. Dengan bahasa Jepang seadanya kami mencoba ngobrol. Tapi Oya sensei juga ngerti koq kalau kami belum lancar bicara bahasa Jepang.

Kami langsung menuju pabrik tempat kami bekerja, tapi tidak langsung bekerja hanya untuk diperlihatkan suasana pabrik dan dikenalkan dengan karyawan disana. Juga berkenalan dengan kenshusei senior dari Indonesia (senpai).

Setelah dari pabrik kami menuju asrama untuk istirahat karena besoknya langsung bekerja. Karena saya dan Nur Rohim belum ada makanan nih sobat. Oya sensei mengajak kami ke supermarket untuk beli makanan.

Dari makanan yang disajikan semuanya makanan Jepang loh sobat (yaiya lah kan di Jepang). Karena perlu adaptasi untuk makanan, saya pilih makanan yang cukup familiar dan pernah makan yaitu Sushi.

Begitu sampai di asrama, suasana terlihat sepi dan tidak ada suara. Ternyata penghuninya sedang pada tidur (kenshusei shift malam yang sedang istirahat). Di asrama ada 7 orang kenshusei semuanya dari Indonesia.

Tidak lama datang seorang yang menghampiri kami untuk memberi tahu kamar yang bisa digunakan, kulkas yang bisa dipakai dan keperluan lainnya.

Namanya Dian, saya panggilnya senpai Dian. Sudah 2 tahun menjadi kenshusei, dia yang menjelaskan segala keperluan di asrama.

Setelah saya dan Nur Rohim masing-masing dapat kamar. Kami merapihkan barang-barang dan beristirahat untuk hari pertama bekerja besoknya. Waktu itu sudah masuk bulan Desember, berarti sudah masuk musim dingin. Siap-siap untuk hari yang berat.

Bagaimana sobat,semoga cerita Merantau ke Jepang dari part 1 sampai selesai ini menarik ya. Saya akan posting cerita atau artikel tentang Jepang lainnya yang seru untuk dibaca... jadi jangan pindah channel ya hehe...

Wassalamualaikum

































Belajar Memahami Pekerjaan

Assalamualaikum.. Akhirnya mulai ng-blog lagi nih, setelah berbulan-bulan buka blog cuma diliatin doang. Sempet bingung mau posting apa s...